Di sebuah toko hewan yang menjual
berbagai jenis anjing peliharaan, terpajang sebuah pengumuman yang
menyatakan bahwa ada beberapa anak anjing berusia sebulan yang siap
dijual. Melihat pengumuman itu, seorang anak laki-laki, masuk ke dalam
toko kemudian bertanya, “Berapa harga anak anjing yang Anda jual?”
kemudian sang pemilik toko menjawab, “Satu anak anjing bisa diberi harga
500 ribu sampai 700 ribu rupiah,”
Anak laki-laki itu kemudian mengambil
beberapa lembar uang yang ada di dalam saku celananya, “Uangku hanya
lima puluh ribu, apakah aku boleh melihat-lihat anak anjing yang Anda
jual?”
Pemilik toko anjing itu tersenyum dan
tidak keberatan, dia segera bersiul dan muncul beberapa ekor anjing yang
berlarian menuju sang pemilik toko. Dari beberapa ekor anak anjing
tersebut, ada salah satu anak anjing yang berjalan sedikit pincang dan
tertinggal di belakang. “Anak anjing itu kenapa?” tanya sang bocah.
Sang pemilik toko kemudian menjelaskan
bahwa anak anjing itu memang mengalami cacat fisik sejak lahir, pada
salah satu kaki belakangnya. “Kalau begitu, aku mau membeli anak anjing
itu,” kata sang anak laki-laki.
“Aku sarankan agar kau tidak membeli
anak anjing cacat itu, tetapi kalau kau menginginkannya, aku akan
memberikan secara cuma-cuma,” ujar sang pemilik toko.
Wajah anak laki-laki itu tampak kecewa.
“Aku tidak mau kalau Anda memberikan anak anjing itu secara cuma-cuma.
Sekarang saya hanya punya uang lima puluh ribu, aku akan mencicil
membayarnya dengan uang sakuku,” ujarnya dengan suara yang yakin dan
mantap.
“Nak, kenapa kau ingin membeli anak
anjing cacat itu? Dia tidak bisa berlari dengan cepat, tidak bisa
melompat dengan gesit dan bermain seperti anak anjing lainnya,” ujar
sang pemilik toko.
Setelah terdiam beberapa detik, anak
laki-laki itu menarik ujung celana panjang yang dia pakai. Tampak
sepasang kaki yang terbuat dari bahan metalik, sepasang kaki palsu. “Aku
juga tidak bisa berlari dengan cepat, tidak bisa melompat dengan bebas
seperti anak-anak lainnya. Karena itu aku tahu bagaimana rasanya, dan
anak anjing itu membutuhkan seseorang yang mengerti bagaimana rasanya
menjadi sosok yang–aku lebih suka menyebutnya spesial dibandingkan
cacat,”
Pemilik toko langsung terharu dan
mengatakan, “Aku akan berdoa agar anak-anak anjing yang lain bisa
memiliki majikan sebaik dan sehebat dirimu, nak.”
Sumber:
http://motivatorsuper.com/harga-anak-anjing-yang-cacat/4981
Tidak ada komentar:
Posting Komentar